POLITIK
2 menit membaca
Iran mengecam sanksi baru AS yang menargetkan pengiriman minyak ke China
Sanksi ini merupakan sanksi pertama AS terhadap minyak Iran setelah Presiden AS Donald Trump minggu ini berjanji untuk membawa ekspor minyak mentah Iran menjadi nol.
Iran mengecam sanksi baru AS yang menargetkan pengiriman minyak ke China
Iran, katanya, “menganggap Amerika Serikat bertanggung jawab atas konsekuensi dan dampak dari tindakan sepihak dan intimidasi semacam itu.” / Foto: Arsip AP
27 Februari 2025

Iran mengecam langkah Washington yang memberlakukan sanksi-sanksi terkait pengiriman, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut akan menghalangi Iran untuk melakukan perdagangan yang sah dengan mitra-mitranya, menurut laporan kantor berita resmi IRNA.

Departemen Keuangan AS pada hari Kamis mengumumkan bahwa mereka memberlakukan sanksi-sanksi baru terhadap beberapa individu dan kapal tanker yang membantu mengirim jutaan barel minyak mentah Iran setiap tahun ke Cina.

Ini adalah sanksi pertama AS terhadap minyak Iran setelah Presiden AS Donald Trump minggu ini berjanji untuk menghentikan ekspor minyak mentah Iran hingga menjadi nol, sebagai bagian dari upaya untuk membatasi kemampuan nuklir negara tersebut.

"Keputusan pemerintahan AS yang baru untuk memberikan tekanan pada rakyat Iran dengan mencegah Iran melakukan perdagangan sah dengan mitra-mitra ekonominya adalah tindakan yang tidak sah dan melanggar hukum," kata juru bicara kementerian luar negeri Iran, Esmaeil Baghaei, seperti dikutip oleh IRNA pada hari Jumat.

Iran, tambahnya, "memegang Amerika Serikat bertanggung jawab atas konsekuensi dan dampak dari tindakan sepihak dan intimidasi semacam itu."

Di bawah kebijakan sanksi yang ketat selama masa jabatan pertama Trump, yang berakhir pada 2021, Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir penting yang telah memberlakukan pembatasan pada program nuklir Iran dengan imbalan atas keringanan sanksi.

Teheran mematuhi kesepakatan tersebut - yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action) - hingga satu tahun setelah Washington menarik diri, tetapi kemudian mulai membatalkan komitmennya.

Upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 sejak itu menemui jalan buntu.

Trump pada hari Rabu menyerukan adanya "perjanjian perdamaian nuklir yang terverifikasi" dengan Iran, menambahkan bahwa Iran "tidak boleh memiliki Senjata Nuklir."

Iran bersikeras bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai dan menyangkal adanya niat untuk mengembangkan senjata atom.

SUMBER: REUTERS

SUMBER:REUTERS
Intip TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us